Kamis, 03 Maret 2016

Meneladani Kisah Sang Khalifah yang Bijak dan Dermawan



 Meneladani Kisah Sang Khalifah yang Bijak dan Dermawan

Judul Buku      : Khalifah Utsman
Penulis             : Arief Rizal
Isi Halaman     : 104
Cetakan           : 2009
Penerbit           : CV. Jaya Abadi
ISBN               : 978-979-15319-4-8

 
Cover Buku Khalifah Usman
            Seorang saudagar kaya bernama Affan bin Umayah yang usianya cukup tua menyuruh anaknya yang bernama Usman, untuk meneruskan usaha miliknya dalam berniaga. Dalam hal itu, Usman diharuskan memimpin kafilah dagang ayahnya ke Syam untuk menjual kain di sana.


            Usman adalah seorang pemuda nan tampan, tubuhnya tinggi padat, rambutnya hitam, hidung mancung, bagaikan tidak ada celanya. Dia juga memiliki sifat pemalu dan perasa. Dia merupakan anak yang patuh terhadap orangtuanya.

            Dalam berniaga, Usman memiliki keahlian yang dapat membuat pembeli berbondong-bondong beli di kiosnya. Sehingga Usman dan pembantunya dapat pulang lebih awal.
           
Di tengah perjalanan menuju kota Makkah, kafilah Usman bin Affan berhenti sejenak untuk beristirahat di bawah pohon rindang. Kemudian Usman tertidur dengan kantuk yang telah menderanya. Dalam tidurnya, ia bermimpi seseorang telah membangunkannya.

“Bangunlah,  karena Ahmad telah bangkit di Makkah. Ayo, mengapa kalian diam?” – Halaman 8

Penasaran dengan maksud mimpi tersebut, Usman segera pulang dan menanyakan tentang sahabatnya – Muhammad – kepada Ali bin Abi Thalib. Usman menceritakan mimpinya, dan Ali menyatakan jika Muhammad telah dipilih Allah untuk menjadi utusann-Nya,  Hal. 10. Dari situ, Usman tanpa ragu percaya akan hal itu dan meminta Ali untuk bertemu dengan Nabi Muhammad. Usman pun menyatakan beriman kepada Rasulullah dan melafalkan syahadat.

Mengetahui keponakannya masuk islam, Hakam – paman – Usman bin Affan telah masuk islam, sekaligus kecewa. Begitupun pak Affan dan Bu Arwa yang menyesalkan keadaan Usman yang telah masuk islam. Sehingga mereka memberikan wewenang kepada Hakam untuk menginterogasi Usman.

Di rumah Hakam, Usman mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari pamannya. Usman dipaksa meninggalkan agama islam. Namun ia tetap bersikukuh menguatkan kepercayaan imannya. Sehingga membuat Hakam berang, dan mengikat Usman di patok kayu di bawah terim matahari.

Berkah pertolongan Allah, pengikat itu bisa lepas bersamaan dengan tenggelamnya matahari, hal. 17.

Setelah itu, Usman pun berjuang menetapkan kepercayaannya dalam memeluk agama islam. Meskipun keluarganya membenci dan tak memberikan secuil harta pun, begitupun penyiksaan yang dilakukan orang kafir Quraisy.

“Apalah arti penyiksaan yang dilakukan manusia, dibandingkan dengan siksaan Allah jika ia melepaskan agama yang benar itu,”

            Ketika pengikut Rasulullah SAW semakin banyak, orang kafir juga semakin kesal. Sehingga Rasulullah mengajak pengikutnya untuk melakukan hijrah. Usman merupakan pemimpin hijrah yang pertama ketika menuju kota Najasyi yang rajanya terkenal arif, dan bijaksana, penuh kasih sayang.

“Hijrah yang dimaksud dalam pernyataan Rasulullah tersebut bukan berarti pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Melainkan juga suatu keadaan kepada keadaan yang lain,” hal. 24

Setelah tiga belas tahun Rasulullah berjuang menyebarkan agama Islam di kota  Makkah, tantangan berupa penganiayaan dari orang-orang Quraisy semakin dahsyat.

Madinah merupakan kota tujuan Rasulullah beserta pengikutnya. Selama di Madinah, mereka merasa tentram, namun ketika Madinah dalam keadaan musim kering, Usman bin Affan membeli sebuah telaga yang dimanfaatkan oleh segenap kaum muslimin khusunya, dan penduduk Madinah seluruhnya, hal 31.

Usman rela membayar mahal telaga dari seorang Yahudi. Bahkan Usman bin Affan tidak sungkan-sungkan menaburkan harta bendanya untuk kepentingan agama dan ummat, - Halaman 31.

“Semua orang kagum melihat kedermawanan Usman. Dia sudi menaburkan harta sebesar apapun jika untuk menegakkan agama Allah” – Hal. 38.

Usman bin Affan memperoleh julukan Dzun Nuroin, Karena telah menikah dengan dua putri Rasulullah. Setelah Ruqoyyah wafat, ia menikah lagi dengan Umi Kulsum. Yang berarti pemilik dua cahaya, Hal. 43.

Ketika Rasulullah ingin mengunjungi Makkah, Usman bin Affan menjadi salahsatu utusan maut yang bertugas bernegosiasi dengan kaum kafir Quraisy, seperti Abu Sufyan dan teman-temannya. Hingga dalam pertemuan itu keluarkan perjanjian yang terkenal dengan nama “Perjanjian Hudaibiyah”

- Pertama, Rasulullah dan pengikutnya tidak boleh mengunjung Makkah tahun ini, tetapi tahun depan boleh.
-  Kedua, teman-teman  kaum kafir Quraisy yang ditawan oleh mereka harus dikembalikan, sedangkan orang yang-orang islam tidak perlu dikembalikan.
-  Tidak boleh menyerang selama sepuluh tahun.

Setelah kematian Rasulullah, tampuk kepemimpinan diserahkan melalui musyawarah kepada Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq, lalu digantikan oleh Khalifah Umar bin Khottob. Barulah kemudian Usman terpilih menjadi Khalifah ketiga dengan cara musyawarah bersama seluruh umat islam di masjid.

“Tentu saya berjanji, apabila saya terpilih saya akan mengikuti kitab Allah dan Sunnah Rasul, serta hasil-hasil ijtihad para pendahulu kita,” Halaman 65.

Usman bin Affan diangkat menjadi Khalifah ketika  berusia 70 tahun. Sehingga pembawaannya lemah lembut, dan penuh kasih sayang.

Di antara keberhasilan Usman bin affan ketika menjabat sebagai khalifah adalah , membentuk angkatan lautan untuk penaklukan Syprus, membuat mushaf Al-qur’an yang terkenal hingga sekarang dinamakan mushaf Usmani, dan masih banyak lagi.

Khalifah Usman bin Affan, eafat karena hunusan pedang seorang pemberontak ketika ia tengah melantunkan ayat suci Al-qur’an hingga darah menyembur dari tusukan pedang membasahi mushaf yang dipegangnya.

“Semua orang menundukkan kepala memberikan penghormatan terakhir kepada khalifah yang mulia. Rasa haru yang tiada terkira menyelimuti hati para sahabat Rasulullah. Mereka telah kehilangan sosok khalifah yang bijak dan penuh kasih sayang,”

***

            Akhirnya tibalah di penghujung review ini. Buku kisah sahabat Rasulullah ini saya dapatkan setelah pinjam kepada keponakan tercinta. Hehehe. Ada banyak pelajaran yang bisa saya petik setelah membaca buku ini. Apalagi meneladani kisah Khalifah Usman bin Affan, bahwasanya seorang pemimpin haruslah bisa memiliki penjiwan yang tenang dikala kemelut muncul dari masyarakat yang menuntut untuk turun dari jabatan yang telah diterima dengan baik, karena sebuah fitnah dari sebuah kaum. Ia juga harus bersikap sabar dan tahan dalam goncangan yang tengah diderita dalam memimpin.
                       
Buku yang renyah untuk dibaca, sehingga saya menceritakan lebih tentang buku ini pada blog. Semoga pembaca dapat mengetahui sebagian dari isi buku ini.
           
Banyaknya salah kata (typo) serta penulisan tanda baca yang kurang pas, tidaklah mengurangi esensi dari buku ini. Sudut pandang yang dipakai penulis ini pun mudah dipahami. Karena menggunakan sudut pandang orang ketiga.

Kata-kata motivasi dan sindiran yang ada pada buku ini di antaranya :

1. Seandainya pada suatu hari nanti Allah memberikan pakaian kepadamu, lalu orang-orang munafik bermaksud hendak menanggalkannya. Maka janganlah kamu tinggalkan dan janganlah kamu turuti kemauan mereka itu. – Halaman 96
2. orang yang paling berjasa kepadaku adalah orang yang menahan diri dari peperangan. – Halaman 101
3. Jangan terlalu berburuk sangka kepada orang lain. – Halaman 90
4. Memperebutkan kebenaran itu bagus, tetapi kalian harus ingat, bahwa tidak ada kebenaran dalam permusuhan. – Halaman 72
5. Bacaan ayat Al-qur’an tidak boleh disesuaikan dengan logat daerah kalian. – Halaman 73
6. Tuan-tuan, dan segenap kaum muslimin, tanggung jawab yang kalian pikulkan di pundak saya itu sungguh terasa berat bagi saya. Oleh karena itu, saya minta dukungan dari kalian semua. Juga saya ingin mengingatkan agar kalian berhati-hati terhadap dunia. Kekayaan silakan kalian cari, tetapi jangan sampai ia memperdayakan kalian dari kehidupan akhirat. Sebagaimana kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Marilah kita manfaatkan hidup kita ini untuk kepentingan akhirat.
7. Setiap ada penganiayaan, hati saya selalu tergetar ingin mencegahnya. Setiap ada yang dianiaya, saya selalu ingin menolongnya. – Halaman 21
8. Bukankah anda tahu bahwa penyiksaan, penganiayaan adalah tindakan yang tidak disukai oleh hati kita masing-masing ?. – Halaman 21

Salam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya...
^_^

[Resensi] Petualangan Yang Penuh Pembelajaran

 ‎ Judul ‎ ‎: Petualangan Tiga Hari‎ Penulis ‎: Dian Dahlia‎ Penerbit ‎: Penerbit Indiva Media Kreasi‎ Cetakan ‎: Pe...