Rabu, 14 November 2018

[Review] Bapak; Prasasti Cinta Sepanjang Usia



- Deskripsi Buku -

Judul Buku             : Bapak; Prasasti Cinta Sepanjang Usia
Penulis                  : Putu Sukartini, dkk.
Penerbit                : AE Publishing
Cetakan                 : Pertama, Mei 2016
Dimensi                 : vi + 114 halaman, 13 x 19 cm
ISBN                       : 978-602-1189-98-6

- BLURB -


Bapak adalah seorang pekerja keras, selalu bersikap over protective, berjarak dengan putra-putrinya, dan seolah tak memiliki tabiat penyayang. Begitu gambaran yang akan mampir di benak kita saat mendengar nama bapak disebut.

Namun, di dalam buku ini kita akan membaca sisi lain bapak, yang ternyata juga berhati lembut, mampu bersikap romantis, penyayang, dan bahkan bisa menangis saat hatinya merasa begitu sedih pun bahagia.

Bapak adalah little girl’s first love. Bapak adalah child’s first hero.

Sudahkah kamu mencium kening ibu seraya berucap, “Ibu, terima kasih. Ananda sayang Ibu?” dan juga kening Bapak dengan meucapkan kalimat yang sama?

- Desi Puspitasari, penulis novel Jogja Jelang Senja

- REVIEW -


Buku Bapak; Prasasti Cinta Sepanjang Usia ini merupakan sebuah cerpen antologi dari Putu Sukartini serta kawan-kawannya yang kesemuanya merupakan seorang blogger.

Pada bagian endorsement, buku ini dibuka dengan sambutan dari seorang travel blogger bernama Dian Radiata, pemilik blog www.adventurose.com yang mana dia mengapresiasi atas kerja keras 11 blogger dalam mengungkapkan kekaguman, kebanggaan, serta kerinduan kepada sosok seorang ayah.

Untuk cerpen pertama, dibuka oleh tulisan dari Dian Farisa Ismyama yang merupakan pemilik blog www.ismyama.com dengan menceritakan kisahnya bersama sang ayah dengan judul “Ayah, Cinta Pertama Seorang Anak Perempuan”. Dalam tulisan ini, penulis mengungkapkan kekagumannya terhadap ayah yang ketika itu beliau merupakan seorang pengajar di universitas swasta di Yogyakarta, dan sedang mengambil program master di ITB. Namun demikian ketika beliau pulang, beliau pernah membawakan boneka untuknya dan adiknya. Sangking kagum dan cintanya dengan ayah, bahkan dia pernah membandingkan sang ayah dengan suaminya.

“Papaku saja nggak pernah ngomong gitu ke aku.
Kenapa kamu malah sebaliknya?” — hal 2

Sosok ayah dari Dian Farida Ismyama merupakan seorang yang memiliki kerja keras, kesabaran, ketenangan, kesholehan, jujur, dan bersikap positif. Namun di lain sisi, ayah juga pernah marah, terutama jika berhubungan dengan keluarga. — hal. 5

Di bagian kedua ada cerpen dari Putu Sukartini dengan judul “Bapak, Lelaki Pertama Dalam Hidupku”. Pada cerita yang disampaikan oleh Mbak Arni ini dibuka dengan flashback kenangannya bersama bapak. Saat setelah bekerja selama 7 tahun di ibukota dan meninggalkan kota kelahirannya, Kendari, sesekali dia memang pulang kampung. Namun, kepulangannya dihabiskan untuk bertemu teman lama, maupun bercengkrama dengan saudara.

Tepat ketika Bapaknya ada dinas di Jakarta dan menemaninya berangkat bersama menggunakan kereta. Putu Sukartini kembali mengenang sejauh mana perjuangan Bapaknya yang tidak pernah memanjakannya dengan harta, namun dibekali dengan nasihat beserta contoh. Menurutnya, harta yang banyak di rumahnya berupa buku, terutama buku agama. Bahkan untuk membacanya, sosok Bapak dari Putu Sukartini tidak memberikan paksaan kepada anaknya. Justru dengan kesadaran masing-masing anaknya lah buku itu dibuka. Hal 15

Kemana saja saya? Apa saja yang sudah saya lakukan untuk kebahagiaan Bapak dan membalas jasa beliau? Sudahkah saya berterima kasih? Hal. 14

Sekarang saya tahu. Kalau dulu Bapak marah, itu karena sayang kami, supaya kelak jadi orang yang lebih baik dan kuat dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Hal 15

“Bapak Menangis Karenaku”  merupakan judul cerita pendek pada bagian ketiga yang juga merupakan cerita dari Putu Sukartini tentang sosok Bapaknya. Ada banyak episode kehidupan bersama Bapak yang disebut sebagai pelajaran hidup, yang mampu membuat anaknya menjadi berkembang, tumbuh, belajar, mencinta, tertawa, menangis, dan juga bahagia. Hal. 20

“Kata siapa lelaki tak bisa menangis, atau tak boleh menangis? Apakah memalukan kalau menangis?” Hal. 21
Di balik sosoknya yang keras kepada anakanya dan terkenal tegar. Bapak dari Putu Sukartini juga manusia biasa yang bisa merasakan sedih, dan juga bisa menangis. Apalagi pada momen tertentu yang dialami Putu Sukartini, membuat Bapaknya harus menangis karenanya.

Di momen pertama saat Putu Sukartini kecil mengalami keracunan obat, hingga harus dilarikan ke UGD. Saat akan menginfu, perawatnya kesulitan menemukan urat nadinya yang kecil, hingga harus ditusuk sebanyak 8 kali oleh 3 perawat. Kejadian itulah yang membuat Bapaknya mengeluarkan bulit hangat dari wajahnya. - Hal. 22

Momen kedua yang membuat Bapak menangis saat lulusan wisuda, Putu Sukartini menjadi lulusan terbaik difakultas dan jadi lulusan pertama di jurusannya dengan nilai yang memuaskan. Pada saat wisuda, Bapak diminta untuk mengisi sepatah kata sebagai perwakilan orangtua. Begitu Bapak mendapat daftar nama petinggi kampus, dan selesai mengisi sambutannya, Bapak ijin ke toilet sambil mengeluarkan sapu tangan dan menyeka air matanya (Hal. 23). Dan momen lainnya dari sosok Bapak Putu Sukartini ini, yang tak kalah menarik untuk disimak.

“Ada kalanya air mata diperlukan untuk mengungkapkan rasa. Ada kalanya air mata diperlukan untuk melegakan hati. Bapak, saat Bapak enangis karena saya, saat itu hati saya juga gerimis.” Hal 26

Ardiba Rakhmi Sefrienda seorang teknologi pangan yang menyukai dunia literasi dan dengan ngeblog, karyanya penah dibukukan pada buku Bunda Cekatan dan Bunda Produktif ini juga ikut menceritakan sosok Bapaknya pada judul “Bapakku, Idolaku”.

“Bapak, dirimulah sosok paling tampan dan romantis yang aku tahu. Atau mungkin itulah yang dinamakan Daddy is child’s first hero.” Hal 29.

Dikarenakan mengidolakan Bapaknya, Ardiba menginginkan pasangannya nanti juga seperti bapaknya dari fisiknya. Bukan hanya itu, Bapaknya juga berharap kepribadian dan akhlak pasangan Ardiba juga baik, tentulah harapan terbaik dari seorang Bapak pada putrinya.

Tepat di usia 23 tahun, Ardiba sudah menemukan jodohnya, dan memutuskan untuk menikah. Walau Bapaknya belum menginginkan, namun pernikahan itu tetap berlangsung, hingga akhirnya setahun setelah menikah, Ardiba dan pasangan diberi amanah dengan hadirnya seorang bayi.

“Kalau memang sudah (merasa) bertemu jodohnya,
buat apa ditunda-tunda lagi?” Hal. 30

Saat lahiran, sosok Bapak Ardiba lah yang banyak membantu keperluan Ardiba. Bahkan yang mengadzankan putra pertamanya adalah Bapak, dimana saat itu sang suami masih dalam perjalanan dengan mengendarai bus. Bahkan Bapak jualah yang rela mengangkat jemuran pakaian dari rumah lama ke rumah baru seorang diri ketika Ardiba baru punya bayi.

Begitu putranya menjadi balita yang sehat, Bapak Ardiba juga sangat dekat dengan cucunya. Karena Bapaknya sudah pensiun, sehingga beliau memiliki banyak waktu luang bersama putra Ardiba. Baginya Bapak adalah orang yang pali asyik untuk putranya sedunia, karena kadang diajak naik buk keliling kota, naik kereta, hingga naik mobil untuk mengisi bahan bakar (Hal. 31).

Aku belajar menjadi orangtua yang baik darimu. Tidak mudah ya, Pak menjadi orangtua yang baik? Tapi, mencoba yang terbaik untuk menjadi orangtua yang baik adalah wajib dilakukan. Hal. 32

Banyak hal yang bisa diambil pelajaran Bapak oleh Ardiba, salahsatunya dari cara mendidik anaknya yang walau ada kesalahan yang harus dibenahi dalam pengasuhan anaknya. Selain itu, pelajaran dari Bapaknya yang pernah terdzalimi, namun beliau mampu menghadapinya dengan senyuman. Karena itulah, Ardiba percaya adanya kekuasaan Allah, belajar keikhlasan dari pengalaman Bapak, dan masih banyak lagi (Hal. 34)


Masih ada 7 cerita lagi dari para blogger tentang sosok Bapak atau Ayah yang sangat berkesan untuk mereka, dan meninggalkan kesan serta pelajaran dan pengalaman hidup untuk anaknya yang tak kalah menarik untuk dibaca juga. Di antara judul dari cerita 7 blogger itu antara lain: Cinta Pertama - dari Wiwik Waluyo. Kalau dari awal yang bercerita hanya blogger perempuan aja, pada buku Ayah; Bukti Prasasti Cinta Sepanjang Usia juga disampaikan oleh blogger laki-laki dengan judul Darah Pengelana dari Seorang Ayah – dari Haryadi Yansyah, Kerinduan yang Tak Terganti – Ihwan Hariyanto, Papaku, Kesayangan – Primastuti Suryani, Saya Bangga, Bapak Tak Seperti Orang Lain – Primahapsari, Ketika Kangen Bapak – Aprilia Ekasari, Kenangan Kami tentang Bapak – Anisa AE.

-0-

Ayah atau Bapak merupakan sosok orangtua yang tentunya sangat berkesan bagi anaknya. Perannya pada keluarga, menentukan anak ketika dewasa akan tumbuh seperti apa. Bahkan dengan kekurangan atau kelebihan dalam pengasuhan Bapak kepada anak, menjadikan pelajaran hidup yang patut ditiru atau bahkan cukup dijadikan contoh untuk diambil hikmahnya.

Bagi anak laki-laki, Bapak menjadi figur yang menebarkan cinta kepada sesama yang terlihat pada kasih sayang kepada ibu dan keluarga, kekuatan, ketegaran, kebesaran hati, keikhlasan, kesabaran, hingga sifat lain yang menjadikan seorang anak bisa menjadi sosok seperti Bapak, atau justru sebaliknya.

Bagi anak perempuan, sosok Bapak adalah cinta pertama anak perempuan. Dengan kasih sayang yang diberikan Bapak, mampu membuat anak tumbuh dengan kasih sayang dan dipenuhi cinta dari Bapaknya, hingga menjadikan Bapak sebagai idola hingga pasangannya nanti harus seperti Bapak yang memiliki sifat romantisme dan penuh cinta terhadap putrinya.

Buku yang ditulis oleh 11 blogger yang namanya sudah tentu tidak asing lagi buat para blogger lainnya, atau justru belum mengenal nama-nama penulis yang mengisi buku ini, kamu bisa mencari langsung websitenya di Google ya.

Buku Bapak; Prasasti Cinta Sepanjang Usia ini mengajak pembaca untuk mengenang sejauh mana peran Bapak dalam membesarkan anaknya, sosoknya yang berpengaruh dari sejak kecil bahkan hingga dewasa dan berkeluarga, menjadikan beliau sebagai inspirasi untuk anaknya. Dan dari buku ini, kamu pasti tahu sejauh mana didikan 11 blogger dari orangtua terutama dari Bapak yang membuat anaknya bisa sukses bahkan dari aktivitas blogging yang menorehkan beragam prestasi.

Ditulis dengan sudut pandang orang pertama yang mudah dicerna, bukunya tidak tebal, ringkas, syarat akan makna, dan bertabur quote yang cocok untuk dijadikan pelajaran. Tentu jika mengingat sejauh mana peran Bapak Anak, tentu akan ada masa dimana tertawa dan menangis, karenanya buku ini bisa membuat pembaca flashback kebersamaan dengan Bapak.

Jika kamu ingin membaca buku ini, bisa langsung mengubungi penerbit AE Publishing ya, dengan buku ini pula, kamu juga bisa berkenalan dengan penulis yang dituliskan biodatanya di tiap cerita mereka tentang Bapak.

Semoga postingan Review ini bermanfaat yah. Bonus untuk quote di akhir postingan. Semoga bisa terus konsisten untuk mereview buku. Terima kasih sudah membaca dan berkunjung di blog Ar-kipas, ya.

Created : 14 November 2018
Revisi : 31 Juli 2019

Quote Inspiratif :
4. Wiwik Waluyo
“Bapak adalah lelaki yang mengenalkan saya akan cinta, sekaligus dialah cinta pertama saya,” — Hal 37
“Kebaikan itu tidak hanya ada di Medan, tapi di mana-mana. Yang namanya keburukan juga nggak perlu jauh sampai ke Jogja, di sini juga banyak,” — Hal. 38
“Kamu belajar di sekolah unggulan yang ketat. Nilai enam ini mungkin akan berubah kalau kamu belajar di sekolah lain,” — Hal. 40
“Sebaik-baiknya manusia itu yang bermanfaat untuk orang lain,” ujar Bapak kepada saya. Dan itulah cita-cita hidup yang coba saya praktiekan, pelan-pelan hingga sekarang. — Hal. 43
“Walau Bapak keras, sungguh tak mengurangi sedikit pun kecintaan saya terhadap beliau,” — Hal. 45

5. Haryadi Yansyah
“Walaupun hidup kami berkecukupan, tapi kami tidak pernah dimanja oleh harta. Beliau mendidik hal itu tidak dengan cara yang frontal. Namun, nilai-nilai kesederhanaan beliau bersama Ibu dicontohkan langsung kepada anak-anaknya,” — Hal. 50
“Rizki orang baik akan datang dari sudut-sudut tak terduga, aku melihat itu dari sosok Ayah,” — Hal. 51
“Ayah bukan pribadi sempurna. Tentu saja, semua manusia juga begitu ‘kan?” — Hal. 52
“Ayahku bukanlah ayang yang terbaik. Hubungan kami juga tidak selamanya mulus. Ya, tak jarang juga bertengkar hebat karena hal-hal sepele,” — Hal 53
“Yang aku tahu, Ayah adalah sosok yang keren dengan caranya,” — Hal. 53

6. Ihwan Hariyanto
“Sedih rasanya melihat teman-teman bisa merayakan kebahagiaan kenaikan kelas dan kelulusan bersama orangtuanya, sementara saya hanya diantar oleh salahsatu bibi,” — Hal. 61
“Tapi, kelak jika punya anak, saya tidak mau terlalu sabar seperti beliau. Jika memang anak nakal ya harus ditegur atau dimarahi biar tidak ndableg.” — Hal. 64
“Bagi saya, apapun kekurang dan kesalahan yang pernah diperbuat, beliau tetaplah bapak saya. Saya tetap bangga dengan beliau,” — Hal. 65
“Saya ingin menebus kenangan masa kecil yang sedih hidup berjauhan dengan Bapak dengan selalu berada di dekat Aiman ......” — Hal. 67

7. Primastuti Satriyanto
“Beliau mengajarkanku menjadi perempuan yang harus bisa bertangguhng jawab dan tidak kalah dengan laki-laki dalam meraih prestasi,” — Hal. 69
“Bagi saya, Mama dan Papa adalah pasangan yang ideal dan kompak. Mereka membiasakan berkomunikasi dalam keluarga yang dicontohkan dengan baik kepada kami.” — Hal. 70.
“Papa selalu mengutamakan urusan keluarga jika ada keadaan yang gawat darurat. Bersyukur memiliki Papa yang baik hati dalam kehidupan kami.” — Hal. 71
“Uniknya, kami sering berpeda pendapat, tapi saling menyadari bahwa kami terikat oleh rasa sayang yang kuat.” — Hal. 74

8. Primahapsari
“Bapak mengajarkan kami mengontrol keinginan hati dan menahan diri dari nafsu untuk membeli barang yang tidak penting.” — Hal. 81
“Hal yang kita inginkan tidak didapatkan dengan mudah, tapi butuh perjuangan,” — Hal. 82
“Kerasnya gemblengan beliau yang menjadikan kami berempat bisa hidup seperti sekarang. Kuat melawan kerasnya kehidupan nyata.” — Hal. 83
“Karena untuk meraih impian, dia harus berjuang dengan dirinya sendiri. Perjuangan itulah yang dinilai oleh Tuhan dan berkenan menghadiahi perjuangan itu dengan hasil yang manis.” — Hal. 84
“Menjadi jujur apalagi dalam masalah uang adalah sebuah prinsip yang dipegang erat oleh Bapak” — Hal. 84
“Bapak memang selalu mengutamakan kejujuran dalam hidup, walau kadang itu membuat ajur. Tapi, mungkin tabungan kejujuran tidak sia-sia. Salah satunya anugerah kesehatan yang tak ternilai apapun.” — Hal. 85
“.... perbuatan dalam dunia nyata yang beliau lakukan menjadi kiblat kami dalam bertingkah laku dan menjadi teladan dalam menjalani kehidupan,” — Hal. 85

10. Aprilia Ekasari
“.... Bapak akan selalu siap sedia untuk mendukung ke manapun saya melangkah,” — Hal. 93
“Bapak rela hidup sederhana asalkana anak-anak beliau punya kehidupan lebih baik. Meskipun demikian, Bapak juga tidak serta merta memanjakan kami.” — Hal. 97
“Sikap sederhana Bapak dulu sempat membuat saya merasa minder,” — Hal. 98
“Bapak tidak mau memaksakan diri membeli sesuatu atas dasar keinginan, lebih suka membeli sesuatu karena benar-benar butuh.” — Hal. 99
“Bapak punya prinsip kalau beli barang, tunggu ada uang, supaya bisa beli cash, nggak berhutang.” — Hal. 99

10. Anisa AE
“abah itu sosok yang luar biasa. Di usia yang makin menua, tidak pernah ada keluh kesah.” — Hal. 106
“.... Abah memang benar-benar memuliakan tamu,” — Hal. 108
“Terkadang saya merasa bukan anak Abah saat terlalu kasar pada kami. Abah itu tak pernah berkata cinta atau sayang, tapi sukanya keras mendidik anak-anak beliau.” — Hal. 108
“Sayangnya Abah tak pernah bangga dengan nilai-nilai yang saya dapatkan. Selalu berkata lebih baik tidak melanjutkan seklah jika hanya di sekolah negeri, tanpa memdulikan agama.” — Hal. 110
“....Ilmu agama dan dunia harus imbang...” — Hal. 111
“Saat ini saya sadar betapa tugas beliau menjadi seorang Ayah sangatlah berat. Apalagi ketika saya mulai suka melanggar syariat agama.” — Hal. 112
“Ketika saya punya anak. Apa mampu mendidiknya seperti didikan Abah? Berjuta pertanyaan pun bergelayut.” — Hal. 113

1 komentar:

  1. Ulasan yang bagus banget. Baru baca sekarang aku hiks. Makasih sudah mengulasnya :)

    BalasHapus

Jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya...
^_^

[Resensi] Petualangan Yang Penuh Pembelajaran

 ‎ Judul ‎ ‎: Petualangan Tiga Hari‎ Penulis ‎: Dian Dahlia‎ Penerbit ‎: Penerbit Indiva Media Kreasi‎ Cetakan ‎: Pe...