Selasa, 10 Mei 2016

[Review] Liburan Menikmati Wisata Asyik di Pulau Madura

-BLURB-

“Sate lalat? Iihh… Sheila enggak mau makan sate lalat!!! Lalat, kok dimakan! Itu makanan haram!” Sheila menolak dengan tegas ketika ditawari mencicipi ste lalat. Tapi, setelah satenya matang dan dihidangkan, ternyata Sheila malah yang paling banyak makannya. Lhoh? Sheila? Memang, seperti apa, sih sate lalat itu? Yang jelas, sate lalat adalah salahsatu makanan khas dari pulau Madura. Sheila mencicipinya ketika berlibur kesana. Wah, ternyata pulau Madura mempunyai banyak ciri khas yang berbeda dari wilayah lain di Indonesia, ya! Mulai dari keindahan alamnya, adat istiadatnya, hingga makanannya. Ingintahu? Kita ikuti cerita liburan Sheila di buku ini, yuk! Pastinya unik dan seru!!!


 
Cover Buku Holiday In Madura

“Tentang Buku”

Judul              : Holiday In Madura (Seri Travela)
Penulis            : Alyssa Najwa Soraya
Penyunting      : Dadang Ramafhan dan Shinta Handini
Cetakan           : 1, 2014
Penerbit          : DAR! Mizan
Ilustrasi           : 21 cm x 124 Halaman
ISBN               : 978 – 602 – 242 – 202 – 4

***

Holiday in Madura karya penulis cilik bernama Alyssa Najwa Soraya yang merupakan kumpulan buku “Kecil-Kecil Punya Karya” atau lebih disingkat dengan KKPK ini, adalah buku pertama yang saya baca khusus untuk keponakan saya. Untuk memenuhi minat bacanya, ketika ada bazaar, saya membelikan buku serial anak ini untuk dua orang keponakan saya, salahsatunya serial Travela atau traveling anak ini.

Buku ini menceritakan kisah tokoh utama bernama Sheila yang menghabiskan waktu liburan sekolahnya di pulau garam, sebutan untuk pulau Madura. Di mulai dari cerita “Selat Maduran nan Elok”, penulis menceritakan kisah Sheila yang menebak nama selat yang menghubungkan antara pulau Jawa dan Madura. Kira-kira, selat apakah itu namanya?

Selain itu, di bagian bab pertama, pembaca juga dikenalkan dengan nama pelabuhan Kota Surabaya yang terkenal dengan nama Tanjung Perak. Seperti judul lagu yang sering dinyanyikan oleh anak-anak, bahkan Sheila pun menyanyikan lagu tersebut ketika ditanya soal nama Tanjung Perak oleh Omnya sewaktu akan menyeberangi selat Madura (hal. 20).

“Tanjung Perak … tepi laut!!! Siapa suka boleh ikut!!!”

“Justru lagu itu diambil dari nama pelabuhan ini, Sheila. Bagus kan?”

Kemudian, di bab kedua ada tema “Biru Daun” yang mana pemba diajak mengenal lebih jauh makna Biru Daun yang sering diucapkan oleh orang-orang Madura. Bahkan Sheila pun dibuat mengucek kedua matanya karena tidak percaya ketika ditunjukkan setangkai daun oleh Sinta – Sepupu Sheila – yang ada di belakang rumah, namun Sinta mengatakan jika warnanya adalah Biru Daun. Padahal sudah jelas-jelas berwarna hijau. Tak hanya Sinta saja, Om Hadi, Tante Ross, Ayah dan Ibu Sheila selalu melafalkan sebuah benda yang berwarna hijau dengan warna biru.  Bagian kedua ini lumayan panjang dibandingkan bab-bab lainnya.

“Itu semua daun biru, sepupuku sayang,” – hal. 36

Selanjutnya, masih ada bagian “Sate Lalat”. Mengapa dinamakan sate lalat ayam, kambing. Di sini pembaca juga diajak untuk menguak nama sate lalat yang merupakan kuliner khas dari pulau Madura ini.

“Enak lho, Sheila. Kalau kamu enggak mau, kamu boleh pesan yang lain selain sate lalat, di sana juga ada sate kelinci,” (hal. 44)

Selesai menikmati kuliner, pembaca juga dikenalkan oleh penulis lewat tokoh Sheila untuk mengenal “Api Abadi” yang mana api itu tidak bisa padam sampai kapan pun (hal. 61). Udah pernah tahu, apa belum sama api abadi di pulau Madura? *ngacung yang belum pernah liat sama sekali. Hehehehe

“Makanya, pelihara bumi kita ini. Enggak maum kan pindah ke planet lain? Bahkan di Al-Qur’an juga pernah dijelaskan, kalau kehidupan hanya ada di bumi.” (hal. 68)

Dalam bagian “Api Abadi” ini penulis juga menyinggung masalah pemanasan global. Di mana ketika dari mengunjungi api abadi yang udaranya sangat panas, kemudian beralih ke dalam mobil, tokoh Sheila merasa panas. Hal itu disebabkan karena pemanasan global yang dapat menyebabkan es di kutub utara meleleh (hal. 68).

Masih ada 4 bagian lagi di antaranya, “Lautan Garam” yang berisi kisah cerita Sheila dan Sinta di tambak garam yang terlihat seperti Kristal. Kemudian, ada juga bagian “Fashion Show” di mana peragaan busana yang dipertontonkan bukanlah oleh seorang manusia, melainkan oleh seekor hewan. Kira-kira, hewan apakah itu?

Beranjak ke bagian selanjutnya ada “Karapan Sapi” yang sedikit banyak mengulas tentang budaya yang terkenal di pulau Garam ini, serta bagian terakhir ada “Jembatan Suramadu” yang menjadi akhir dari perjalanan liburan Sheila.

Saya yakin, bukan hanya anak-anak saja yang bisa terpengaruh juga menambah pengetahuan setelah membaca buku ini. Bahkan pembaca berusian dewasa pun bisa menikmatinya.

 
Layout Buku yang Eye Catching

Bahasanya diramu dengan sangat indah, mudah dimengerti sesuai gaya bahasa seorang anak kecil yang memang mudah dicermati. Dengan sudut pandang orang pertama aku, ditambah ilustrasi gambar di setiap bagian, layout buku yang dipenuhi aksesoris traveling serta alurnya yang maju, memberikan nilai lebih untuk buku serial anak ini.

Meski hanya ada secuil typo dan juga ada tokoh yang tidak sering muncul yaitu Sella – Adik kandung Sheila – yang masih kecil pun tidak mengurangi estetika dari isi buku seri anak ini. Di sisi lain, buku Holiday in Madura ini recommended untuk bahan bacaan anak-anak di rumah, atau sebagai tambahan wawasan untuk yang akan pergi berlibur ke Madura.

Karena buku ini bertebaran quote yang indah, menginspirasi, serta menambah pengetahuan terkait wisata, kuliner, pesona alam, serta adat istiadat yang ada di pulau Madura.

Bila dan Buku Holiday In Madura

 ***

Terima kasih sudah mau membaca dan jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, temans…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya...
^_^

[Resensi] Petualangan Yang Penuh Pembelajaran

 ‎ Judul ‎ ‎: Petualangan Tiga Hari‎ Penulis ‎: Dian Dahlia‎ Penerbit ‎: Penerbit Indiva Media Kreasi‎ Cetakan ‎: Pe...