Senin, 17 Oktober 2016

[Resensi] NYALA – When the dreams come true



Deskripsi Buku


Judul Buku                   : NYALA – When the dreams come true
Pengarang                   : Dian Nafi, dkk
Penerbit                      : Hasfa Publishing
Tahun Terbit               : 2011
Dimensi                       : 14x20.4 cm, 76 hlm
ISBN                             : 978 602 916 0188

BLURB


You will see it when you believe it
Just Do it!
“Orang yang sukses biasanya memahami rasa sakit. Mereka sadar hal itu membawa dampak positif dan merupakan alat untuk mencapai keberhasilan. Mereka membiarkan penderitaan memasuki hidup mereka. Karena mereka sadar bahwa kalau mereka berhasil mengatasinya, maka rasa percaya diri akan tumbuh. Dari sini, kemampuan mereka untuk menghadapi masa depan tertantang.”


Resensi


Buku Nyala-When the dreams cometrue  ini merupakan sebuah buku antologi cerpen dari 14 penulis yang diangkat dari tema besar berupa “Resolusi”. Namun dalam beberapa tema cerpen menyinggung resolusi apa saja yang tercapai maupun yang belum di tahun 2011.

Mulai dari cerpen “Proyek Sehat” oleh Dewayanie ini mengambil cerita atas keberhasilannya dalam memecahkan kebiasaan diet kurang baik dengan diet yang lebih baik untuk kesehatan.


“Mengubah lifestyle berarti ubah pola makan, pola gerak, dan pola pikir” – hal 6.


Selanjutnya, ada kisah Ade Anita dengan cerpen berjudul “Si Anak Bongsor yang memiliki resolusi di tahun 2011 untuk bisa menggambar komik atau ilustrasi untuk tulisannya sendiri. Alhasil, meski untuk privat menggambar komik bagi dewasa cukup mahal di biaya. Gayung pun bersambut, walau di luar dugaan juga dia harus ikut belajar menggambar dengan anak-anak tingkat SD yang berumur 7-8 tahun.


“Bukankah segala sesuatu yang ada di muka bumi ini adalah karunia Allah yang tidak terhingga untuk dilewati begitu saja? Jika satu nikmat tidak bisa kita dapatkan, maka ada ratusan ribu nikmat lain yang menunggu kita untuk dicicipi.” – hal 11


“Perlahan Mimpiku Terwujud” karya Ragil Kuning ini menceritakan tentang resolusi di tahun 2011 supaya bisa menerbitkan buku solonya sendiri ke penerbit. Usaha yang dirintisnya pun dimulai dengan mengikuti berbagai lomba kepenulisan secara kroyokan berupa antologi.

Lain cerita dengan Arif Zunaidi Riu Aj, dalam cerpennya “Alhamdulillah Resolusi Tesisku Berhasil”. Dari judulnya saja sangat mudah ditebak untuk pembaca. Di sini dia mengkisahkan tentang kesulitannya untuk mengerjakan tesis serta menemui dosen pendampingnya.

Walau diuji dengan berbagai keadaan ketika akan bertemu dengan dosen untuk bimbingan, dia akhirnya bisa menemuinya dengan tingkat revisi tulisannya cukup sedikit – hal 25.


“Kalau saja aku tidak punya Tuhan yang begitu besar dan hebat seperti-Nya, mungkin aku benar-benar termasuk dari golongan orang-orang yang berputus asa,”


Berbeda lagi dengan kisah dari Ila Rizky Nidiana dalam cerpen “Untukmu, Aku Menulis Kembali” yang merupakan sebuah cerita pendek tentang jatuh bangun memupuk kepercayaan diri untuk terus menulis karena termotivasi dari seseorang yang teramat spesial yang pernah hadir dalam hidupnya.

Butuh waktu selama dua tahun lamanya ketika dia harus vacuum  dari dunia kepenulisan, sehingga dia bisa bangkit kembali dengan menemukan berbagai prestasi dunia tulis menulis pada tahun 2011.

“Dua tahun bukan waktu yang singkat. Setidaknya aku sudah menghabiskan waktu dua tahun untuk rela tidak memberikan pemikiranku pada dunia, terkantuk pada masa lalu dan meninggalkan hobiku menulis …. “ – hal 53.

Meyakini kekuatan pikiran kita, meyajini potensi kita, lalu bersegera melakukan tindakan. Maka perubahan yang kita inginkan akan terjadi. – hal 54.

Masih ada 7 buah cerpen lagi yang berkisah tentang keberhasilan maupun mimpi serta harapan yang sudah terwujud selama tahun 2011 yang dialami secara langsung oleh para penulis. Terlebih lagi dalam keberhasilan menelurkan karya tulis sehingga bisa masuk dalam buku antologi seperti Resolusi dari Wulan Wahyuning Ratri dengan cerita “Ada Ranting dan Daun”, Tri Hastuti dengan cerpen “Karena aku menulis dengan cinta”, serta masih ada beberapa judul lagi dari penulis yang mungkin sudah tidak asing ditelinga pembaca. Seperti Nenny Makmum dan juga Dian Nafi.

Buku yang sangat mudah dicerna dan dihabiskan dalam sekali duduk ini cukup sederhana. Namun memiliki banyak motivasi dan beberapa kata mutiara yang baik untuk pembaca.

Tapi, ada yang sangat disayangkan untuk bagian editing dalam hal spasi. Tanda baca kurang baik, dan saya banyak menjumpai kalimat setelah akhir kata sebelumnya yang mana tidak ada jeda atau spasi sama sekali.

Selain itu, buku ini cocok untuk dibaca sebagai selingan bacaan untuk menyambut tahun baru dengan resolusi yang lebih baik, maupun mengingat hal-hal atau impian apa saja yang sudah tercapai di tahun sebelumnya.

“Bukankah kesuksesan itu sebandung dengan kemampuan kita? Jadi taka da gunanya aku memaksa” – hal 65.

Berikut ini ada beberapa kata motivasi yang ada pada buku Nyala – When the dreams come true.
1. eat less dan move more – hal 6
2. Jika kita sudah berusaha maksimal tapi ternyata tetap tidak dapat mendapatkan apa yang kita inginkan, maka mungkin ini saatnya untuk mengikhlaskannya. Mungkin belum saatnya keinginan itu bisa terwujud. Mungkin saat ini bukan saat terbaik untuk memilikinya. Mungkin ada kesempatan lain dimana mimpi ini akan bisa diraih. – hal 11.
3. Bukankah setiap manusia hidup membutuhkan arah dan tujuan? Termasuk soal karir dan pekerjaan, – hal 18.
4. Karena sebuah mimpi mampu mendorong diriku untuk lebih banyak berkarya. Tidak hanya berdiam diri saja. Menggerakkan tenaga dan pikiranku untuk terus mencari cara agar mimpi segera menjadi nyata, – hal 27.
5. Mengeluh seribu kali pun tak akan merubah keadaan menjadi seperti yang kita inginkan, –hal 32.
6. Salah seorang penulis terkenal, beratus-ratus naskahnya ditolah, baru pada hitungan yang ke sekian naskahnya diterima. Dia tidak putus asa, tetap menulis, – hal 39.
7. Mengingat belajar tak kenal waktu, usia, dan kesempatan, maka aku beranikan diri untuk mendapatkannya, – hal 42.
8. Kita adalah apa yang kita yakini. Jadi beranilah bermimpi. Jangan pernah takut untuk berharap. Rasakan indahnya keajaiban harapan, rasakan dahsyatnya bermimpi, – hal 45.
9. Penulis hebat itu bukanlah penulis yang karyanya banyak diterbitkan, melainkan dia yang tetap menulis meskipun banyak karyanya yang ditolak, – hal 62.
10. Pertama rasanya susah sekali menembus naskah untuk bisa jadi buku berbagai penolakan. Sebaliknya membuat rasa penasaran kala satu persatu lolos audisi rasanya kepuasan batin tidka terkira. Apalagi bila sudah melihat bentuk fisik buku kita, –hal 71.
11. Jalannnya sudah ditunjukkan, disediakan Tuhan setelah beberapa tahun aku terus mencari, kini aku tingga; meniti dan memantapkannya, – hal 76

3 dari 5 bintang untuk buku antologi Nyata – when the dreams come true  ini.

~Happy Reading~

Khoirur Rohmah
Karangduren, 12 Oktober 2016, 12:53 PM




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya...
^_^

[Resensi] Petualangan Yang Penuh Pembelajaran

 ‎ Judul ‎ ‎: Petualangan Tiga Hari‎ Penulis ‎: Dian Dahlia‎ Penerbit ‎: Penerbit Indiva Media Kreasi‎ Cetakan ‎: Pe...