Kamis, 15 September 2016

[Review] Ketika Cinta Membawaku Kembali Padanya - mayokO aikO



Judul           : Rendezvous In Koyomizu
Penulis        : MayokO aikO
Penerbit     : Universal Nikko
Cetakan      : Pertama, November 2011
Halaman      : 106 Hlm
ISBN            : 978-602-954-787-2


Kawasan Gion Corner yang biasanya ramai oleh pelancong yang ingin menikmati music Koto atau juga tarian klasik Gagaku dan Kyogen, kini tampak lengang.
“Re, aku ingin kamu selalu mengingat tempat rendezvous kita.” Suara Akiko kembali memcah kesunyian. Ya, Akiko mengingatkan kembali pada sebuah tempat di mana untuk pertama kalinya aku mengenal Akiko.
“Kuil Koyomisu?” sahutku spontan.
Akuko mengangguk. Lalu menatapku. Lama sekali. Sudut matanya kembali berpaling ke luar jendela. Kudekati dia dan kulingkarkan tanganku di pinggangnya. Aku dapat merasakan perasaannya. Tepatnya, perasaan berat seorang gadis di saat-saat akhir perpisahan.

*****


“Percayalah, bahwa perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Perpisahan hanyalah celah kecil dari sebuah persahabatan kita yang panjang dan tak kenal batas waktu” – Hal. 20

Buku Kumpulan Cerpen MayokO AikO yang berisi 13 judul cerpen pilihan ini adalah bukti jejak karya tulisnya sebagai penulis remaja di era tahun 90.an yang pernah dimuat di berbagai majalah remaja seperti HAI, Gadis, Anita, Cemerlang, dan Aneka. Selanjutnya, Kumpulan Cerpen “Rendezvous In Koyomizu” ini memiliki tema besar yang beragam. Meliputi: kesetiaan, penghianatan, kepercayaan, dan juga pelajaran.

Selain itu, dari sisi pemilihan nama, latar tempat pada kumcer ini, hampir memiliki kesamaan. Namun masih berbeda plot dari tiap-tiap cerita

Pada cerpen pembuka, “Sepotong Cermin” dan “Sebuah Sandiwara”, hampir memiliki alur yang sama yaitu sebuah jebakan. Pada cerpen “Sepotong Cermin” pembaca disuguhkan dengan alur cerita horror, dan ternyata ending-nya  mudah ditebak. Karena pada bagian awal berupa penggalan cerita mini.

Sedangkan pada cerpen “Sebuah Sandiwara” ini mengkisahkan seorang Roy yang mengagumi Dinda – gadis di kelasnya yang cantik, pintar, dan tak mudah dirayu (hal. 9). Roy menyukai Dinda, namun tidak dengan Dinda. Tema dalam cerpen ini juga tentang Jebakan. Pembaca seakan-akan dijebak dengan sikap Dinda yang tiba-tiba respect pada Roy yang mengaku akan pindah ke luar kota. Yang ternyata hanya sebuah kamuflase Dinda untuk membalas kejahilan Roy.


Wah, rasanya lega loh, mendengar kamu mau pindah. Pindah deh sejauh-jauhnya. Hehehe jangan kaget ya, kalau aku juga mahir bersandiwara. –Hal. 12

Pada cerpen ketiga, “Rendezvous In Koyomizu”  saya kira penulis akan meletakkan cerpen ini pada urutan pertama. Nyatanya jauh dari ekspektasi. Namun, tidak mengurangi isi cerita yang disampaikan penulis. Cerpen “Rendezvous In Koyomizu” ini bertemakan sebuah penghianatan. Regata yang tanpa sengaja bertemu dengan Akiko –gadis asli Kyoto– di sebuah kuil Koyomizu Dera. Di sana Ciko– nama panggilan Akiko– menunjukkan Re beberapa mitos tentang tempat-tempat pada kuil di sekitar Koyomizu Dera.

Begitu sampai di patung naga terbang, Ciko meminta Re untuk mencoba meminum air keberuntungan dari mulut patung tersebut.

“Kamu akan kerasan di kota ini, Re. dan pasti akan kembali mengunjungi tempat ini. Karena ada seseorang yang kamu rindukan di Koyomizu ini. (hal. 19)



Karena kepercayaan itulah, begitu Re kembali ke Indonesia. Hubungannya dengan kekasih yang selama di Tokyo selalu mendukung Re, menikung hubungan mereka. Dan selanjutnya, pembaca bisa dengan mudah menebak bagaimana untuk endingnya.



Pada cerpen keempat, “Galauku Bertepi di sini” mengkisahkan tentang seorang penggemar rahasia. Sebagai seorang model remaja yang sudah malang melintang namanya, Jessica yang awalnya telah disetujui untuk terjun dalam dunia model begitu sampai pada tahun kedua, oleh Gino –kekasihnya- dilarang untuk meneruskan karir tersebut. Karena memandang dunia negative pada modeling (hal.7).



Hingga akhirnya Jessica frustasi dan memutuskan untuk menjauh dari dunia model. Tanpa diduga, selama dia vacuum, ada seseorang yang memberi perhatian dengan mengirimkan setangkai bunga mawar setiap hari selama dia berada di rumah sakit. Siapakah gerangan sang penggemar rahasia Jessica? Yang mana dia selalu mengawasi dan mengamatinya selama Jessica menjadi model.



Pada “Cerpen Galauku Bertepi di sini” memiliki alur yang hampir mirip dengan cerpen “Rendezvous In Koyomizu”, yakni menggunakan alur maju mundur. Yang kebanyakan juga dipakai di beberapa cerpen  selanjutnya.



“Kenapa dulu harus ada luka yang menganga, sementara masih ada seseorang Re, yang tidak pernah dikenalnya, tetapi punya peduli padanya? Kenapa ia harus menghibur diri dengan obat-obat laknat itu, sementara masiih ada deretan kalimat puitis yang mampu membangkitkab semangatnya?” – hal. 34



Selanjutnya, masih ada cerpen “Bias Cinta Lintas Mentawai” dan “After Jessie Has Gone” yang memiliki kemiripan tema dan alur. Tapi, tetap konteks cerita sangat berbeda. Dengan nama tokoh, latar tempat, serta konflik yang berbeda.



Masih ada 7 judul cerpen lagi yang ringan untuk dibaca sekaligus bisa menjadi teman duduk pembaca, sembari menyesap seteguk kopi atau the hangat di pagi hari. Hehehe di antara judul cerpen tersebut: pelajaran, gossip, sendiri, si manis Kiki, Immut Wulandari namanya, si bungsu, dan model.



Dari 13 judul cerpen, mayokO aikO tampak produktif dalam menelurkan karyanya. Bahkan di setiap tahun tulisan cerpennya bisa dimuat di majalah remaja kala itu. Meski masih ada banyak typo yang bertebaran, tidak mengurangi isi atau penyampaian cerita di dalamnya. Selain itu, dari cerpen-cerpennya juga memiliki sindiran tersendiri terhadap kejadian yang biasa ditemukan di lingkungan masyarakat untuk diambil pelajaran. Seperti balap motor, tawuran pelajar, dan masih banyak lagi.



Kelebihan lain, buku ini layak dibaca dan bisa menjadi bahan pembelajaran untuk para pembaca yang ingin tulisannya bisa dimuat di media literasi yang diinginkan.



3 bintang dari 5, untuk buku kumpulan cerpen “Rendezvous In Koyomizu” ini.

6 komentar:

  1. jadi pengen baca bukunya biar lebih puas :), thanks riview nya ya mbak

    BalasHapus
  2. judulnya menarik banget bikin penasaran

    BalasHapus
  3. saya suka kata kata yang ini mba “Percayalah, bahwa perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Perpisahan hanyalah celah kecil dari sebuah persahabatan kita yang panjang dan tak kenal batas waktu” boleh saya copas buat update di facebook mba?? heheheee...

    BalasHapus
  4. Terima kasih reviewnya. Yang pingin bukunya boleh nanti kami paketin. Maaf baru sampai Indonesia

    BalasHapus

Jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya...
^_^

[Resensi] Petualangan Yang Penuh Pembelajaran

 ‎ Judul ‎ ‎: Petualangan Tiga Hari‎ Penulis ‎: Dian Dahlia‎ Penerbit ‎: Penerbit Indiva Media Kreasi‎ Cetakan ‎: Pe...