Judul : Rendezvous In Koyomizu
Penulis : MayokO aikO
Penerbit : Universal Nikko
Cetakan : Pertama, November 2011
Halaman : 106 Hlm
ISBN : 978-602-954-787-2
Kawasan Gion Corner yang biasanya ramai oleh
pelancong yang ingin menikmati music Koto atau juga tarian klasik Gagaku dan
Kyogen, kini tampak lengang.
“Re, aku ingin kamu selalu mengingat tempat
rendezvous kita.” Suara Akiko kembali memcah kesunyian. Ya, Akiko mengingatkan
kembali pada sebuah tempat di mana untuk pertama kalinya aku mengenal Akiko.
“Kuil Koyomisu?” sahutku spontan.
Akuko mengangguk. Lalu menatapku. Lama sekali. Sudut matanya
kembali berpaling ke luar jendela. Kudekati dia dan kulingkarkan tanganku di
pinggangnya. Aku dapat merasakan perasaannya. Tepatnya, perasaan berat seorang
gadis di saat-saat akhir perpisahan.
*****
“Percayalah, bahwa perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Perpisahan hanyalah celah kecil dari sebuah persahabatan kita yang panjang dan tak kenal batas waktu” – Hal. 20
Buku Kumpulan Cerpen MayokO AikO
yang berisi 13 judul cerpen pilihan ini adalah bukti jejak karya tulisnya
sebagai penulis remaja di era tahun 90.an yang pernah dimuat di berbagai
majalah remaja seperti HAI, Gadis, Anita, Cemerlang, dan Aneka. Selanjutnya,
Kumpulan Cerpen “Rendezvous In Koyomizu” ini memiliki tema besar yang beragam. Meliputi:
kesetiaan, penghianatan, kepercayaan, dan juga pelajaran.
Selain itu, dari sisi pemilihan
nama, latar tempat pada kumcer ini, hampir memiliki kesamaan. Namun masih
berbeda plot dari tiap-tiap cerita
Pada cerpen pembuka, “Sepotong
Cermin” dan “Sebuah Sandiwara”, hampir memiliki alur yang sama yaitu sebuah
jebakan. Pada cerpen “Sepotong Cermin” pembaca disuguhkan dengan alur cerita horror,
dan ternyata ending-nya mudah
ditebak. Karena pada bagian awal berupa penggalan cerita mini.
Sedangkan pada cerpen “Sebuah
Sandiwara” ini mengkisahkan seorang Roy yang mengagumi Dinda – gadis di kelasnya
yang cantik, pintar, dan tak mudah dirayu (hal. 9). Roy menyukai Dinda, namun
tidak dengan Dinda. Tema dalam cerpen ini juga tentang Jebakan. Pembaca seakan-akan
dijebak dengan sikap Dinda yang tiba-tiba respect pada Roy yang mengaku
akan pindah ke luar kota. Yang ternyata hanya sebuah kamuflase Dinda untuk
membalas kejahilan Roy.
Wah, rasanya lega loh, mendengar kamu mau pindah. Pindah deh sejauh-jauhnya. Hehehe… jangan kaget ya, kalau aku juga mahir bersandiwara. –Hal. 12
Pada cerpen ketiga, “Rendezvous In
Koyomizu” saya kira penulis akan
meletakkan cerpen ini pada urutan pertama. Nyatanya jauh dari ekspektasi. Namun,
tidak mengurangi isi cerita yang disampaikan penulis. Cerpen “Rendezvous In
Koyomizu” ini bertemakan sebuah penghianatan. Regata yang tanpa sengaja bertemu
dengan Akiko –gadis asli Kyoto– di sebuah kuil Koyomizu Dera. Di sana Ciko–
nama panggilan Akiko– menunjukkan Re beberapa mitos tentang tempat-tempat pada
kuil di sekitar Koyomizu Dera.
Begitu sampai di patung naga
terbang, Ciko meminta Re untuk mencoba meminum air keberuntungan dari mulut
patung tersebut.
“Kamu akan kerasan di kota ini, Re. dan pasti akan kembali mengunjungi tempat ini. Karena ada seseorang yang kamu rindukan di Koyomizu ini. (hal. 19)
Karena kepercayaan itulah, begitu
Re kembali ke Indonesia. Hubungannya dengan kekasih yang selama di Tokyo selalu
mendukung Re, menikung hubungan mereka. Dan selanjutnya, pembaca bisa dengan
mudah menebak bagaimana untuk endingnya.
Pada cerpen keempat, “Galauku
Bertepi di sini” mengkisahkan tentang seorang penggemar rahasia. Sebagai
seorang model remaja yang sudah malang melintang namanya, Jessica yang awalnya
telah disetujui untuk terjun dalam dunia model begitu sampai pada tahun kedua,
oleh Gino –kekasihnya- dilarang untuk meneruskan karir tersebut. Karena
memandang dunia negative pada modeling (hal.7).
Hingga akhirnya Jessica frustasi
dan memutuskan untuk menjauh dari dunia model. Tanpa diduga, selama dia vacuum,
ada seseorang yang memberi perhatian dengan mengirimkan setangkai bunga mawar
setiap hari selama dia berada di rumah sakit. Siapakah gerangan sang penggemar
rahasia Jessica? Yang mana dia selalu mengawasi dan mengamatinya selama Jessica
menjadi model.
Pada “Cerpen Galauku Bertepi di
sini” memiliki alur yang hampir mirip dengan cerpen “Rendezvous In Koyomizu”,
yakni menggunakan alur maju mundur. Yang kebanyakan juga dipakai di beberapa
cerpen selanjutnya.
“Kenapa dulu harus ada luka yang menganga, sementara masih ada seseorang Re, yang tidak pernah dikenalnya, tetapi punya peduli padanya? Kenapa ia harus menghibur diri dengan obat-obat laknat itu, sementara masiih ada deretan kalimat puitis yang mampu membangkitkab semangatnya?” – hal. 34
Selanjutnya, masih ada cerpen “Bias
Cinta Lintas Mentawai” dan “After Jessie Has Gone” yang memiliki kemiripan tema
dan alur. Tapi, tetap konteks cerita sangat berbeda. Dengan nama tokoh, latar
tempat, serta konflik yang berbeda.
Masih ada 7 judul cerpen lagi yang
ringan untuk dibaca sekaligus bisa menjadi teman duduk pembaca, sembari
menyesap seteguk kopi atau the hangat di pagi hari. Hehehe… di antara judul
cerpen tersebut: pelajaran, gossip, sendiri, si manis Kiki, Immut Wulandari namanya,
si bungsu, dan model.
Dari 13 judul cerpen, mayokO aikO
tampak produktif dalam menelurkan karyanya. Bahkan di setiap tahun tulisan
cerpennya bisa dimuat di majalah remaja kala itu. Meski masih ada banyak typo
yang bertebaran, tidak mengurangi isi atau penyampaian cerita di dalamnya. Selain
itu, dari cerpen-cerpennya juga memiliki sindiran tersendiri terhadap kejadian
yang biasa ditemukan di lingkungan masyarakat untuk diambil pelajaran. Seperti balap
motor, tawuran pelajar, dan masih banyak lagi.
Kelebihan lain, buku ini layak
dibaca dan bisa menjadi bahan pembelajaran untuk para pembaca yang ingin
tulisannya bisa dimuat di media literasi yang diinginkan.
3 bintang dari 5, untuk buku
kumpulan cerpen “Rendezvous In Koyomizu” ini.
pingin baca bukunya hehe
BalasHapusBoleh. Paketin kemana?
Hapusjadi pengen baca bukunya biar lebih puas :), thanks riview nya ya mbak
BalasHapusjudulnya menarik banget bikin penasaran
BalasHapussaya suka kata kata yang ini mba “Percayalah, bahwa perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Perpisahan hanyalah celah kecil dari sebuah persahabatan kita yang panjang dan tak kenal batas waktu” boleh saya copas buat update di facebook mba?? heheheee...
BalasHapusTerima kasih reviewnya. Yang pingin bukunya boleh nanti kami paketin. Maaf baru sampai Indonesia
BalasHapus